Laman

Minggu, 18 Maret 2012

Bahasa Cinta


Bila  cinta  memanggilmu,  turutlah  bersamanya.  Kendati  jalan  yang  mesti engkau  lalui sangat  keras dan  terjal. Ketika sayap-sayapnya merang kulmu, maka  berserah  dirilah  padanya.  Sekalipun  pedang-pedang  yang bersemayam  di  balik  sayap-sayap  itu  mungkin  akan  melukaimu. 

Ketika  ia bertutur  kepadamu,  maka  percayalah  padanya.  Walaupun  suaranya  akan memporak  porandakan  mimpi-mimpimu  laksana  angin  utara  yang  meluluh-lantakkan tetanaman. Cinta  akan  memahkotai.  Menyuburkan  dan  mematikanmu. Membumbungkanmu  terbang  tinggi,  mengelus  pucuk-pucuk  rerantinganmu yang  lentik  dan menerbangkanmu  ke  wajah  matahari. 

Namun  cinta  juga akan  mencekik  dan  menguruk-uruk akar-akarmu  sampai  tercabut  dari perut bumi. Serupa dengan sekantong gandum, cinta menyatukan dirimu dengan dirinya. Meloloskanmu  sampai  engkau  bugil  bulat.  Mengulitimu  sampai  engkau terlepas  dari  kulit  luarmu.  Melumatmu  untuk  memutihkanmu. Meremukkanmu sampai engkau menjelma liat.

Lantas, Cinta akan  membopongmu ke  kobaran  api sucinya. Sampai  engkau berubah menjadi roti yang disuguhkan dalam suatu jamuan agung kepada Tuhan. Cinta melakukan semua itu hanya untukmu sampai engkau berhasil menguak rahasia hatimu sendiri. Agar dalam pengertian itu engkau sanggup menjadi bagian  dari  kehidupan.  Jangan  sekali-kali  engkau  ijinkan  ketakutan bersemayam  di  hatimu.  Supaya  engkau  tidak  memperbudak  cinta  hanya demi  meraup  kesenangan. 

Sebab  memang  akan  jauh  lebih  mulia  bagimu. Untuk  segera  menutupi  aurat  bugilmu  dan  meninggalkan  altar  pemujaan cinta.  Memasuki  alam  yang  tak  mengenal  musim.  Yang  akan  membuatmu bebas  tersenyum,  tawa  yang  bukan  bahak,  hingga  engkau  pun  akan menangis, air mata yang bukan tangisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar