Laman

Minggu, 18 Maret 2012

Love = Waiting Angkot

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Hi, temen-temen semua. Kenalin nama gue Yudistira. Disini gue mau berbagi ilmu sama temen-temen. Mungkin yang bakal gue bahas, sekarang udah nggak aneh lagi buat temen-temen. Dan udah biasa dibahas banyak orang. Karena emang jadi problema remaja. Itulah “Cinta”.
Apa itu cinta? Kata orang yang nggak suka, bilang itu tanggungjawab. Kata playboy/playgirl, itu permainan. Kata orang yang nggak punya, itu impian. Kata orang yang mencintai, itu takdir. Nggak bakal ada habisnya kalo kita ngebahas topik ini. Karena emang nggak ada akhirnya dan selalu ada yang baru. Selalu update.
Gue coba tanya sama remaja yang pacaran. Dan pas ditanya banyak yang mikir dulu. Dan ucapannya pun menurut gue, cuma nyari kata yang bagus aja. Karena itu, gue coba menyimpulkan bahwa cinta itu tak terdefinisikan. Karena setiap orang merasakan, memaknai dan mengungkapkannya dengan cara yang berbeda-beda.
Terus, darimana cinta itu? banyak yang bilang “dari mata turun ke hati”. Dan menurut gue ntar jadi “dari hati ke air mata” (Gue liat faktanya gitu). Ya, kan. Ya, kan.
Sebenernya, Cinta itu datangnya dari Tuhan. Cinta dititipkan ke kita seperti benih. Yang apabila dirawat dan dipelihara dengan baik, maka ia akan tumbuh menjadi tempat bernaung yang rindang. Menghasilkan udara yang akan mengisi rongga dada dan mengusir kesesakan dari dalamnya, menahan bulir-bulir air mata serta menggunakanya untuk membangun pokok-pokok hati yang tangguh yang kelak akan berbuah surga. (Love Overall)
Gue pikir Cinta itu bisa diibaratkan nunggu angkot. Misal ada angkot berenti di depan lo, lo liat dan bilang,
“Heum, penuh. Sumpek dah. Desek-desekan. Ntar aja deh”
Terus ada angkot lagi berenti di depan lo.
“Wah, nggak bagus. Nggak asik. Ntar aja deh”
Angkot ketiga, bagus. Dan lo berminat. Tapi si angkot main lewat aja. Seolah nggak ngeliat lo. (Kasian.. Kasian..). Angkot keempat datang. Sepi dan cukup bagus. Tapi lo bilang,
“Wah, nggak ada musiknya. Nggak ah. Ntar aja.”
Waktu terus berlalu, lo mulai sadar kalo lo bakal masuk kesiangan (Soalnya kalo nulis terlambat anak STM sih udah biasa).
Angkot kelima datang. Lo langsung naik dan masuk. Setelah cukup lama, lo mulai sadar kalo angkot yang lo naikin salah.
“Argggggghhhh, TIDAAAAAAAAAK”, lo nyesel karena udah ngebuang waktu dan nyasar.
Jadi, sebenernya gini, seringkali kita pengen pasangan yang ideal. Padahal nggak ada orang yang 100% kriteria kita. Dan lo juga nggak 100% kriteria dia. Emang nggak ada salahnya punya ‘syarat’ buat pasangan. Tapi nggak ada salahnya juga kalo kita ngasih kesempatan buat yang berenti di depan kita. So pasti yang tujuannya sama. Kalo emang nggak cocok, apa boleh buat. Kita masih bisa bilang “kiri” kan. Tapi dengan cara yang baik juga. Life is choice. Daripada jalan kaki ke sekolah. Eh, Maksudnya menjalani hidup tanpa orang yang terkasih.
Kenapa mesti nunggu sih? Karena walaupun kita ingin nemuin orang yang kita cinta. Kita tentu nggak mau sampe kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu. Kalo pengen lari, belajar jalan dulu. Kalo pengen dicinta, ya mencintai dulu.
Emang  sakit  kalo  kita  mencintai  seseorang  terus  dia  nggak ngebalesnya, tapi yang  lebih menyakitkan  adalah  kalo kita mencintai seseorang  dan  kita  nggak berani  buat nyatain perasaan kita. Hal  yang  menyedihkan  dalam  hidup  ketika  kita  bertemu  dengan seseorang,  yang  sangat  berarti  bagi  kita  yang pada akhirnya  seseorang tersebut nggak ditakdirin sama kita, dan dengan berat hati ngebiarin dia pergi dan berlalu. T.T
Pada akhirnya, lebih baik nunggu daripada milih yang ada. Lebih baik nunggu orang yang kita cinta daripada memuaskan dengan yang ada. Tetep lebih baik nunggu orang yang tepat. Karena hidup terlalu cepat buat dihabisin sama orang yang salah. Nunggu punya tujuan yang mulia dan misterius.
Lo tau sendiri, bunga nggak mekar dalam sehari. Kota Atena juga nggak dibangun dalam sehari. Kehidupan dirajut dalam rahim selama 9 bulan. Cinta yang agung terus tumbuh selama kehidupan. Kebanyakan hal yang indah dalam hidup butuh waktu yang lama. Dan penantian nggak sia-sia. Walau, nunggu butuh banyak hal, iman, keberanian, pantang nyerah dan pengharapan. Penantian menjanjikan sebuah hal yang tak terbayangkan.
Pada akhirnya, Tuhan suruh kita nunggu dan sabar karena alasan yang penting.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,,

Jaga Sen^_^yum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar